Sorotan24.com, Indonesia – Ada seorang pemuda yang diceritakan oleh Rasulullah SAW. Ia dikenal taat beribadah dan patuh pada ibunya dan dikenal sebagai sang penghuni langit. Dia adalah Uwais Al-Qarni.
Dalam hadits riwayat Muslim, Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik tabi’in itu adalah orang yang bernama Uwais, ia memiliki orang tua, dan padanya terdapat kusta. Suruhlah dia untuk memohonkan ampun untuk kalian.”
Imam Ahmad juga meriwayatkan hadits serupa, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia (Uwais), mintalah doa dan istighfarnya. Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Kisah Uwais Al-Qarni banyak ditulis sebagai kisah Islami teladan. Dia adalah seorang pemuda dari Yaman yang telah menjadi yatim sejak lama. Dia tinggal bersama ibunya yang sudah lanjut usia.
Sosok Uwais Al-Qarni yang memiliki nama asli Uwais bin Amir begitu dikagumi di kalangan sahabat nabi. Mengutip buku Tuntunan Akhlak dalam Al-Quran dan Sunnah karya Hardisman, kisah Uwais ini disebutkan dalam hadits dari Usair Ibnu Jabir yang menerangkan bahwa Umar bin Khattab RA pernah meminta doa kepada Uwais bin Amir.
Rasulullah SAW memberi tahu Umar RA bahwa akan ada seorang pemuda bernama Uwais berasal dari Yaman, dari suku Qaran Kabilah Murad, dan beliau telah menjelaskan tanda-tanda fisiknya.
Rasulullah bersabda bahwa ketika pemuda itu meminta kepada Allah SWT, doanya tidak pernah ditolak. Untuk mendapatkan doa dari Uwais, Umar RA mencarinya dan menanyakan kapan suku Yaman tiba atau melewati Madinah.
Setelah menemukannya, Umar RA meminta Uwais untuk berdoa kepada Allah SWT. Uwais segera berdoa untuknya.
Baca Juga : Mengenal Arti Istidraj, Sebuah Kenikmatan Semu yang Diberikan oleh Allah
Keseharian Uwais Al-Qarni Sang Penghuni Langit
Aminudin dan Harjan Syuhada dalam buku Al-Qur’an Hadis menjelaskan, keseharian Uwais adalah merawat ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Uwais bekerja sebagai pengembala kambing.
Upah yang diperolehnya hanya cukup untuk tinggal bersama ibunya setiap hari. Jika ada sisa, ia menggunakannya untuk membantu tetangganya yang hidup dalam kemiskinan dan serba kekurangan seperti dia.
Bekerja sebagai penggembala kambing, Uwais Al-Qarni tidak putus asa dalam beribadah. Dia berpuasa di siang hari dan berdoa kepada Allah SWT di malam hari.
Mengutip buku Kisah Kehidupan Uwais al Qarni sang Penghuni Langit Kekasih Tuhan Semesta Alam karya Muhammad Vandestra, Uwais dan ibunya masuk Islam setelah mendengar seruan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah.
Dia adalah seorang pemuda yang taat dan sangat memuliakan ibunya. Uwais selalu merawat serta mengabulkan permintaan ibunya.
Suatu ketika, Uwais meminta izin kepada ibunya untuk bertemu dengan Rasulullah SAW yang sedang berada di Madinah saat itu. Ibunya juga mengizinkannya dan menyuruh Uwais untuk segera pulang karena dia sudah sakit-sakitan.
Setelah mendapat izin ibunya, Uwais segera bergegas ke Madinah. Namun sesampainya di rumah Rasulullah SAW, ia tidak bisa menemuinya karena Rasulullah SAW sedang berada di tengah medan perang.
Mengingat pesan ibunya bahwa agar dia segera pulang, Uwais mengucapkan selamat tinggal kepada Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, dan menitip salam untuk Rasulullah SAW. Dia langsung pergi ke Yaman untuk merawat ibunya.
Ketaatan kepada ibunya juga tercermin ketika ibunya ingin pergi ke tanah suci untuk beribadah haji. Dalam kondisi serba kekurangan, Uwais terus memikirkan bagaimana memenuhi keinginan ibunya. Pada akhirnya, sang ibu dibawa dari Yaman ke Mekkah dengan digendong.
Uwais Al-Qarni adalah contoh teladan bagi umat Islam mengenai sifat dan kemualiaannya. Sosok seperti beliau adalah sosok yang sangat disayangi Rasulullah SAW.