Mengenal Arti Istidraj, Sebuah Kenikmatan Semu yang Diberikan oleh Allah

arti istidraj-1

Sorotan24.com, Indonesia –  Tidak sedikit orang yang malas beribadah mendapat limpahan harta kekayaan dari Allah SWT. Dalam Islam, arti istidraj yaitu menikmati dunia.

Allah SWT memberikan rezeki, kebahagiaan dan kesenangan duniawi lainnya kepada orang yang dikehendaki-Nya. Sukacita seperti itu dapat mengingatkan kita akan hukuman Allah ketika diberikan kepada mereka yang sering melalaikan ibadah dan merasa tenang dalam dosa.

 

Baca Juga : Mengenal Arti Takwa dan Cara Mendapatkanya Untuk Kesuksesan Dunia

 

Arti dari Istidraj

arti istidraj-2
(Sumber : freepik.com)

Peringatan Istidraj termaktub dalam QS. Al An’am ayat 44 sebagai berikut:

فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Dalam tafsir Al Ahzar jilid 3, menurut ayat di atas arti dari istidraj merupakan diabaikan dari garis lurus kebenaran. Allah SWT menangani apa yang di inginkan dan membuka semua pintu sampai seseorang lupa diri.

Ibaratnya seperti tidak mengingat bahwa hujan turun setelah panas dan ombak datang ketika laut tenang. Mereka diperbolehkan untuk melakukan maksiat dengan keinginan mereka sampai mereka tersesat di kejauhan. Kemudian, siksaan Allah akan datang sekonyong-konyong.

Dalam Ensiklopedia Tasawuf karya Imam Al-Ghazali, istidraj berarti pembiaran. Hal ini dihilangkan karena mereka tidak mau berhenti berbuat memalukan (maksiat). Istidraj adalah peringatan keras dari Allah SWT.

Dalam buku berjudul Demi Masa milik Malik Al-Mughis menjelaskan, istidraj adalah memberi kebahagiaan bagi orang yang dimurkai Allah agar bisa terus lengah. Suatu saat mereka akan menyesal terlambat sampai semua kesenangan diambil dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qalam ayat 44 dengan bunyi sebagai berikut:

فَذَرْنِى وَمَن يُكَذِّبُ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (QS. al-Qalam: 44)

Orang-orang yang beriman akan takut kepada istidraj, kesenangan semu yang sebenarnya adalah murka Allah SWT. Di sisi lain, mereka yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kebahagiaan yang mereka dapatkan sepadan.

 

Istidraj biasanya diberikan kepada orang yang telah mati hatinya. Mereka adalah orang-orang yang tidak merasa sedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesali ketaatan yang terus dilanggar.

Ketakwaan adalah cara termudah untuk membedakan kemurahan yang datang dari rahmat Allah. Jika orang tersebut taat beribadah, maka manfaat yang diterimanya adalah rahmat Allah. Di sisi lain, jika orang tersebut malas beribadah, bisa juga menjadi istidraj.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang merupakan sahabat Rasulullah SAW, Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diinginninya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj.” (HR. Ahmad)

Sebagai seorang umat Islam, kita harus sadar akan nikmat Allah SWT. Untuk itu, kita diperintahkan untuk menafkahkan sebagian dari harta yang kita terima untuk mereka yang membutuhkan.

 

Follow Us
Instagram
 | Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published.