Mengenal Gejala Hingga Masalah yang Sering Dialami Oleh Penderita Sensory Processing Disorder

Sensory Processing Disorder

Sorotan24.com, Indonesia – Sensory Processing Disorder atau SPD merupakan kondisi neurologis yang kompleks karena otak mengalami kesulitan dalam menerima serta merespon informasi yang diterima sistem saraf. Penderita SPD akan mengalami 2 jenis kemungkinan dalam bersikap, biasa menjadi kurang sensitive atau justru terlalu sensitife terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. SPD biasa terjadi karena faktor genetic ataupun aktivitas otak yang abnormal. Lalu gejala apa saja yang biasa dialami penderita SPD? Atau masalah apa yang biasa dialami penderita SPD? Dilansir dari hellosehat.com, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai Sensory Processing Disorder.

Baca Juga : Kenali Gejala Hingga Langkah Pengobatan Borderline Personality Disorder

Gejala Sensory Processing Disorder (SPD)

Gejala Sensory Processing Disorder (SPD)
Sumber: Unsplash/ Yogendra Singh

Penderita SPD biasa mengalami beberapa gejala yang dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu jenis gejala SPD hipersensitif untuk gejala yang bersifat terlalu sensitif dan gejala SPD hiposensitif untuk gejala yang kurang sensitif dengan lingkungan sekitar. Kedua jenis gejala tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

Gejala Sensory Processing Disorder (SPD) hipersensitif:

  • Memberikan respon yang cukup ekstrim karena merasa takut terhadap suara tertentu.
  • Mudah terdistraksi dengan suara latar atau suara yang tidak bisa didengar orang lain.
  • Takut pada sentuhan (bahkan dengan orang yang dikenal).
  • Takut keramaian atau berdiri terlalu dekat dengan orang lain.
  • Menghindari aktivitas yang mengharuskan mengangkat kaki dari permukaan lantai karena takut terjatuh.
  • Memiliki keseimbangan yang kurang baik.

Gejala Sensory Processing Disorder (SPD) hiposensitif:

  • Memiliki toleransi tidak biasa terhadap rasa sakit.
  • Kurang mampu mengontrol kekuatan dan gerakan tubuh.
  • Tidak dapat duduk dalam diam.
  • Menyukai permainan yang memiliki banyak gerakan.
  • Kerap kali mencari tantangan yang kadang dapat membahayakan diri.
  • Memiliki dorongan untuk menyentuh atau memainkan sebuah benda.
  • Kurang mengerti adanya “personal space” dengan orang lain.

Masalah yang Dialami Penderita Sensory Processing Disorder (SPD)

Masalah yang Dialami Penderita Sensory Processing Disorder (SPD)
Sumber: Unsplash/ Anthony Tran

Gejala yang dialami oleh penderita SPD sering kali menyebabkan penderita mengalami kesulitan. Mulai dari kesulitan berkonsentrasi hingga gangguan dalam bersosialisasi. Beberapa hal yang biasa dialami oleh penderita SPD adalah sebagai berikut

  • Sulit menerima adanya perubahan serta kesulitan dalam berkonsentrasi. Hal ini disebabkan karena kesulitan penderita SPD untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.
  • Sering mengalami rasa cemas hingga berakibat pada kemampuan bersosialisasi mereka. Penderita SPD ini cukup mudah terganggu dengan adanya keberadaan orang lain di sekitar mereka.
  • Gangguan motorik karena kurang sensitif pada lingkungan sekitar atau gerakan tubuh mereka sendiri.
  • Adanya gangguan dalam mengontrol respon stimulus yang mereka terima sehingga membuat penderita SPD sulit mengendalikan perilakunya.

Gangguan Mental yang Berkaitan Dengan Sensory Processing Disorder (SPD)

"<yoastmark

Ada 2 kondisi gangguan mental yang berkaitan dengan Sensory Processing Disorder (SPD) yaitu Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan autism. Salah satu gejala yang dimiliki oleh penderita SPD yaitu kesulitan dalam memproses stimulus atau informasi tertentu merupakan gejala yang juga dialami oleh penderita ADHD dan autism. Meski begitu, penderita SPD belum tentu mengalami kedua jenis gangguan mental tersebut.

Itulah gejala hingga masalah yang biasa dihadapi oleh penderita Sensory Processing Disorder (SPD). Meskipun ketika kalian membaca gejala-gejala di atas, kalian sadar bahwa kalian pernah melakukan beberapa hal tersebut, tetap konsultasikan kepada dokter atau ahlinya untuk mengetahui kondisi kesehatan kalian yang sebenarnya. Jangan pernah melakukan self-diagnose untuk menghindari penanganan yang salah sekaligus mencegah timbulnya kondisi yang semakin parah.

Stay healthy, jangan lupa juga untuk like dan share artikel ini ya! Pantau terus sorotan24 untuk info kesehatan menarik lainnya!

 

Follow Us
Instagram

Leave a Reply

Your email address will not be published.